Skip to content

Akhlis's Blog

  • Home
  • About Akhlis
  • My Portfolio

Day: November 6, 2019

Mengidam Memoar Andrea Corr “Barefoot Pilgrimage”

Posted on November 6, 2019November 6, 2019 by admin
Memoar Andrea baru saja dirilis 17 Oktober lalu. (Sumber foto: Instagram @andreacorrofficial)

Ia sudah pernah menjadi penyanyi sekaligus pemain ukulele dan tin whistle. Dan sukses besar.

Ia juga sudah menjajal karier sebagai pemain teater. Tapi kurang menggema.

Ia juga telah mencoba berkarier solo sendiri tanpa ketiga saudaranya. Dan sayangnya kurang menggelegar.

Andrea Corr (45), penyanyi dan juga salah satu Corrs bersaudara ini, memang multitalenta.

Buku yang ditulis sendiri oleh perempuan Irlandia bermuka awet belia ini menurut kabar baru saja diluncurkan 17 Oktober 2019 lalu. Masih segar.

Sejak mengenalnya melalui klip video “What Can I Do?” saat saya masih duduk di bangku SMP (tahun 1997), saya terus mengikuti perjalanan Andrea hingga sekarang.

Berkat Instagram, saya tahu ia seorang kutu buku tulen. Di tengah kesibukan menyanyi ke sana kemari, ia masih menyempatkan diri untuk duduk membaca dan mengunggah buku yang ia baru saja lahap di akunnya @andreacorrofficial. Dan buku-buku yang dilahapnya bukan buku yang picisan (ups, saya tidak mau mencoba menghakimi selera baca orang yang berbeda dari saya). Namun, setidaknya saya tahu ia memiliki ketertarikan yang mendalam pada isu-isu yang pelik dalam kehidupan ini.

Judulnya pendek: “BAREFOOT PILGRIMAGE“.

Dari easons.com, saya dapati bukunya itu dipromosikan oleh agennya dengan kalimat-kalimat yang jika diterjemahkan secara kasar ke dalam bahasa Indonesia jadinya begini:

“Barefoot Pilgrimage tulisan Andrea Corr ialah memoar yang menarik dan blak-blakan. Sebagian tujuannya adalah untuk menerima dan mencerna kejadian-kejadian dalam hidupnya dan kepergian sang ayah tercinta; sebagian lainnya ialah sebagai kilas balik tentang perjalanan kariernya bersama ketiga saudara kandungnya dalam industri musik; dan sisanya, sebagai sebuah perenungan tentang keluarga, musik, dan kreativitas; serta, sebagian lainnya, sarana untuk menyebarkan cinta kasih dan harapan. Dilengkapi dengan foto-foto pribadi dan puisi-puisi gubahannya yang tersebar di buku, memoar ini terasa begitu personal – kadang sangat jenaka, kadang sangat menyentuh hati – sebuah buku persembahan seorang sosok ikonik dalam musik pop.”

Di Indonesia, saya belum tahu apakah memoar ini akan dijual segera juga. Tampaknya saya harus segera ke Periplus atau Kinokuniya terdekat demi mendapatkannya segera. Tanpa menunda! (*/)

Type keywords to find articles in this blog

Click to find my posts

November 2019
S M T W T F S
« Oct   Dec »
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930

Subscribe to My Blog

Archives

Categories

Proudly powered by WordPress | Theme: MiniZen by Martin Stehle.